Kadis Pertanian Kabupaten Ngada Paskalis Wale Bai bersama Camat Wolomeze melakukan penanaman perdama cendana dan kelor di SMK Reformasi Wue --
WOLOMEZE - Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ngada, Paskalis Wale Bai
memberi apresiasi kepada SMKS Reformasi Wue di Kecamatan Wolomeze yang
membangun pendidikan dengan mengembangkan keunggulan lokal berbasis pertanian
dan peternakan.
Apresiasi itu disampaikan Paskalis ketika menghadiri kegiatan pencanangan
SMKS Reformasi Wue Berbasis keunggulan lokal yang dirangkaikan dengan penanaman
perdana 1000 anakan cendana dan kelor di Wue, Selasa (20/02/2019).
Baca juga:
SMKS Reformasi Wue Berbasis Keunggulan Lokal Dicanangkan!
Baca juga:
SMKS Reformasi Wue Berbasis Keunggulan Lokal Dicanangkan!
Sebagai sekolah yang berada di tengah masyarakat dengan 90 persen hidup
dari pertanian dan peternakan, sekolah ini telah mengambil langkah tepat.
Melalui terobosan ini ajak Paskalis: "Mari kita didik anak-anak kita kelak
menjadi petani ‘berdasi.’ Petani yang sejahtera dari kebun sendiri. Damana dia
menjadi manajer atas usahanya sendiri dari pertanian dan peternakan di
kampungnya."
Paskalis juga mengaku sempat terkejut diundang lembaga pendidikan
ini, yang menurut anggapannya bukan urusan dirinya. Namun ketika hadir di
kegiatan ini, Paskalis justru merasa sedang berada di tempat yang tepat, karena
sekolah ini mengembangkan keunggulan lokal, yang saat ini menjadi pusat
perhatiannya.
"Ini SMK pertama di Ngada yang punya jurusan pertanian mengundang
saya. Di sini kita bisa sama-sama memikirkan dan merancang tentang pertanian
masa depan. Dan di lembaga inilah sesungguhnya menjadi tempat semai bakal
petani ‘berdasi’ yang sejahtera dari kebunnya," jelas Paskalis
bangga.
 |
| Kadis Pertanian Paskalis W. Bai dan Camat Wolomeze Kasmin Belo bersama komunitas SMKS Reformasi Wue usai penanaman 1000 anakan cendana dan kelor |
Tentang dibukanya jurusan TKJ (Teknologi Komputer dan Jaringan) di sekolah
berbasis pertanian, justru dipandang Paskalis sebagai keunggulan lain yang
bakal menyiapkan tenaga skils guna mendukung pemanfaatan teknologi dalam
memenangkan persaingan di era global dan mendukung memasarkan hasil pertanian.
Mereka (calon petani) juga harus paham teknologi untuk mendukung kegiatan
pertanian.
Paskalis juga memberi apresiasi kerja sama lembaga ini dengan Yayasan Puge
Figo yang bergerak dalam bidang pelestarian lingkungan hidup melalui penanaman
komoditi cendana, kelor, nilam dan sere dapur. Komoditi ini sekali waktu akan
dibeli kembali daunnya oleh Puge Figo untuk diolah menjadi produk herbal dan
produk kecantikan berorientasi ekspor.
Paskalis juga baru tau, kalau dalam kapasitas sebagai Kadis Pertanian dirinya
didaulat menjadi pembina di lembaga ini. Dan dia menyatakan siap menjalankan
tugas itu - bahu membahu dengan pengelola sekolah ini, para guru dan orang tua
siswa membangun lembaga pendidikan yang consern mengembangkan pertanian dan
peternakan.
Pada kesempatan itu sebagai oleh-oleh, melalui Suluh Lingkungan (SL)
Consultan - Paskalis memperkenalkan pembuatan WC ternak sebagai sarana
menghasilkan pupuk organik secara mandiri baik padat maupum cair. Konsep WC
ternak diperkenalkan Director SL Consultan Adrianus Lagur yang saat kunjungan
ke sekolah ini langsung mendisain untuk dieksekusi.
Dibagian akhir, sebagaimana pesannya di berbagai tempat, Paskalis mengajak
generasi muda mencintai pertanian, sehingga hidup sejahtera dari kebunnya.
"Saya ajak generasi muda jangan malu jadi petani, karena kita bisa hidup
sejahtera dari tanah sendiri," papar Paskalis.***
Laporan: Emanuel Djomba
